-->

Mengenal Masa Golden Age pada Anak


Mengenal Masa Golden Age pada Anak

Masa Golden Age merupakan istilah dari yakni masa emas pada seorang anak-anak yang di awal dengan kehidupannya yaitu pada usia 0 sampai dengan 5 tahun. Pada periode inilah yang sangat penting sekali untuk diperhatikan bagi setiap orang tua maupun para pendidik karena pada periode inilah yang terjadi pertumbuhan sangat pesat sekali pada anak-anak.

Pada periode masa emas ini anak akan menyerap informasi apapun yang berasal dari lingkungannya. Pada masa ini akan dapat berpengaruh ke masa dewasanya nanti. Dari segi psikologis pun pada masa Golden Age ini mengandung beberapa segi perkembangan antara lain adalah :

1.      Perkembangan psikoseksual.
Menurut pakar Sigmund Freud pada lima tahun pertama anak-anak akan memiliki daerah-daerah dari kenikmatan di tubuhnya. Pada tahun pertama, anak akan memiliki daerah kenikmatan di mulut sehingga pada priode ini dinamakan dengan fase perkembangan oral. Bila anak mengalami pemuasan yang tidak wajar misalnya saja kekurangan ataupun berlebihan nantinya akan berakibat pada masa dewasanya nanti, misalnya saja anak akan menjadi gemar makan sehingga anaka akan menjadi kelebihan berat badan ataupun mungkin saja akan kecanduan merokok, atau yang lain yang orientasi kepuasannya di mulut ataupun pada oralnya. Lalu menjelang pada tahun kedua ataupun tahun ketiga, orientasi anak pun akan beralih ke pada kenikmatan di anusnya sehingga pada priode ini dinamakan dengan fase anal dimana pada kenikmatannya berupa menahan buang air besar. Pada fase ini orang tua dianjurkan untuk dapat mendidik anak untuk bisa latihan dalam kebersihan dan disiplin dalam melakukan buang air pada waktu dan tempatnya yang benar . Fase ini juga akan berakibat pada masa dewasanya nanti sehingga seseorang itu dapat berperilaku yang sehat atau disiplin sangat dipengaruhi oleh kondisi pada fase analnya.

Perilaku hidup sehat dan juga disiplin dalam mendididik sejak usia balita. Menjelang tahun ke empat dan juga tahun kelima, kenikmatan anak akan beralih ke alat kelaminnya, ini berupa salah satu perilaku anak yang kadang akan memainkan alat kelaminnya. Pada fase ini anak harus diberikan pemahaman tentang jenis kelaminnya, dia laki-laki atau perempuan. Identitas gender ini sangat sudah harus diberikan dan diberitahukan sejak dini, bagaimana berperilaku, berpakaian atau dandanan yang sesui dengan gendernya.

2.      Perkembangan kognitif.
Menurut Piaget seorang salah satu psikolog anak menyatakan bahwa prinsip yang sangat utama dalam perkembangan kognitif seorang anak adalah organisasi dan juga adaptasi. Organisasi ini mengacu kepada sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk dapat mengekplorasi dan juga dapat memahami dunia. Pikiran menurutnya bersifat terstruktur dan juga terorganisasi dan dapat meningkat kompleksitasnya. Tingkatan berpikir yang paling sederhana sekali dinamakan dengan skema, bisa kita lihat bagaimana anak dapat berespon terhadap suatu obyek, seperti melakukan menghisap, menggenggam dan juga melihat. Skema-skema inilah yang makin berkembang secara progresif sehingga dapat membentuk pikiran orang dewasa nanti. Adaptasi ini dapat mencakup dua proses yaitu asimilasi dan juga proses akomodasi. 

Asimilasi ini adalah suatu proses memperoleh sebuah informasi dari luar dan juga dapat disesuaikan dengan pengetahuan sebelumnya. Pada bayi skema awalnya ini adalah menghisap sehingga bila seorang bayi mendapatkan benda dari luar maka akan memasukkannya ke dalam mulut. 

Akomodasi ini adalah merupakan sebuah proses perubahan skema yang lama untuk dapat menyesuaikan dengan informasi atau pun obyek-obyek baru yang ia temui di lingkungannya. Misanya saja ketika seorang bayi makin besar dan melihat sebuah meja dan meja itu tidak bisa dimasukkan ke dalam mulutnya (skema lama) maka dia akan menggigit-gigit meja tersebut. Logikanya saja tentang organisasi, asimilasi dan juga akomodasi ini bisa disimpulkan bahwa untuk mengembangkan kognitif dari anak maka anak perlu sekali diberi sebuah informasi dan ditemukan obyek-obyek yang selalu baru agar dapat merangsang perkembangan skema kognitif anak sehingga menuju ke pola berpikir dewasa yang benar.




LihatTutupKomentar